Monday, October 31, 2016

Seru di Pekan Raya Indonesia

Pekan Raya Indonesia? Rasanya belum pernah denger deh. Kalau Pekan Raya Jakarta sih siapa coba yang nggak tau, ya kan? Ternyata Pekan Raya Indonesia (PRI) ini memang baru diadain pertama kalinya di tahun 2016. Dan katanya PRI ini lebih 'mewah' dibanding PRJ karena konsep indoornya. Tapi sebetulnya yang bikin aku dan Papap semangat buat datang ke sini adalah niat buat jajan cemil-cemil. Hihihi... Jadilah hari Minggu kemarin ini aku, Papap, dan Naya berangkat ke Indonesia Convention Exhibition alias ICE yang ada di BSD. Biarpun hujan nggak berhenti-berhenti sepanjang hari, tapi niat buat jajan sudah terlalu bulat. :D

Begitu sampai di ICE, pintu masuk ke parkiran mobil di area ICE itu ternyata sudah ditutup karena full, pemirsah! Haiiiissss... Mau nggak mau kita mesti parkir di lapangan parkir dekat gedung Froggy (itu lho, gedung yang bentuknya mirip castle princess) yang lumayan agak jauh dari ICE. Apalagi hari itu hujan ya kaaaannn... Bisa dibayangin betapa setrongnya Papap ngegendong Naya yang berat badannya sudah hampir 20Kg itu sambil jalan kaki pleus kudu payungan karena hujan. Dan besokannya Papap minta dibalur Ne* Rhe***** donk. Hahaha kacian Papap...

Tapi itu semua terbayar lunas kok sama keseruan kita bertiga di PRI ini. Walaupun nggak sempet menyambangi semua area (luas banget bok! Pegel cyiiin), tapi kita bertiga sudah sangat puassss.
Event PRI ini kalau menurut aku, sukses diadain dengan sangat teratur dan rapi. Dari mulai stand-standnya, penempatan panggung musiknya, dan yang paling bikin aku takjub adalah kebersihan toiletnya. Awalnya aku ragu-ragu buat bawa Naya pee di toilet yang ada di ICE ini. Kenapa? Karena saat itu PRI ramai banget sama pengunjung. Makin malam justru makin ramai deh kayaknya, so pasti udah kebayangkan bakalan gimana keadaan toiletnya. Teeerrrrnyata.....Beerrrrsssiiih! Waaaww banget deh pokoknya. Salute! Ya gimana nggak, biasanya kan kalau di tempat padat pengunjung kayak PRI ini, kebersihan toiletnya agak-agak minim ya. Tapi ini bersih banget. Ih kece badai cetar membahana deh. Prok prok prok!  Dan bahkan di PRI ini juga disediakan nursery room lho. Jadi, buat para mommies nggak perlu khawatir untuk bawa babynya ke sini. Karena kemarin waktu aku ke PRI ini, lumayan banyak juga stroller berseliweran.
Kalau dibanding dengan PRJ, menurut aku event PRI ini lebih kids friendly deh. Mungkin karena tempatnya yang indoor ini kali ya. Dan penempatan ruangnya juga sih yang enakeun pisan. Cukup nyaman untuk mommies yang bawa stroller. Walaupun padat sama pengunjung, tapi tetap bisa dorong stroller atau gandeng anak kita dengan nyaman kok. ;D

Harga tiket masuk PRI ini di hari Senin-Kamis adalah Rp 25.000 dan Jumat-Minggu Rp 35.000, pembayarannya bisa dengan uang tunai atau dengan kartu debit.
Barang-barang yang dijual di sini cukup variatif kok, nggak kalah sama PRJ. Snack 10ribuan ala pekan raya ada juga kok di sini. Hahaha... Untuk harga barang-barangnya juga variatif. Serba diskon pastinya, walaupun ternyata tetap lebih murah harga di online shop (ih anaknya online shopper banget sih sist 😜). Cuma, kalau belanja di pekan raya atau bazar-bazar begini kan rasanya jadi murah semua ya nggak siih. Begitu sampe di rumah dan "magic bazarnya" udah hilang, baru deh sadar kalau itu barang sebetulnya harganya nggak murce-murce amat alias harga normal kakaaak. Hahahaha *miris*.
Di PRI ini, ada salah satu tenant yang jual macam-macam barang fashion dan mereka mengklaim bajua yang mereka jual mulai dari harga Rp 10.000! Dan nggak perlu ditanya lagi, stand mereka zuper duper penuh! Begitu masuk ke stand mereka yang penuh sama bak-bak isi baju, sepatu, sampai tas, dijamin susah cari jalan keluar karena saking penuhnya. Wuiiih zadiiiizzzz....

Selain aneka bazar segala rupa, di sini juga ada wahana permainan. Wahana yang jadi andalan di PRI tahun ini ada Snow Station dan Conjuring House. Dan kedua wahan ini nggak sempat aku sambangi karena udah pegel cyiiiinnn. Tapi kalau pun nggak pegel, kayaknya aku nggak bakal masuk ke wahana Conjuring House deh. Kasian Naya nanti ketakutan (padahal emaknya yang penakut. Hahaha).

Mudah-mudahan event Pekan Raya Indonesia ini bisa diadain lagi yaa di tahun-tahun berikutnya. Karena definitely worth to come. Yeeaay! :)


Wednesday, October 12, 2016

Mudahnya Mengurus Visa Waiver Jepang






Salah satu kelebihan punya e-passport adalah nggak usah ribet urus visa kalau mau ke Jepang. Cukup registrasikan e-passport kita di Kedubes Jepang, dan lalu kita sudah bisa masuk ke Jepang. Yeaaayyy...

Pengurusan visa itu kan memang agak-agak repot ya. Dari mulai mesti siap itinerary yang "masuk akal", bukti booking hotel (padahal kalau liburan lebih murah nginep di airbnb ya kan? :D), bukti bookingan tiket pesawat, buku tabungan dengan minimum nominal yang sudah "ditentukan", dan dokumen-dokumen lainnya yang mesti kudu wajib dilampirkan waktu kita urus visa. Nah, kalau urus visa waiver ini lebih simple. Cukup bawa e-passport kita dan isi form registrasi untuk visa waiver Jepang yang bisa kita download di sini dan lalu antri deh di kantor Kedubes Jepang.

Kantor Kedubes Jepang yang ada di Jakarta beralamat di Jalan MH. Thamrin No. 24, persis di sampingnya Plaza Indonesia / EX Plaza. Jadi untuk yang bawa mobil, silahkan parkir di Plaza Indonesia, lalu jalan kaki ke Kedubes Jepang.
Begitu sampai di kantor Kedubes Jepang, tas atau barang bawaan kita akan dicek oleh security, kalau sudah clear, baru kita bisa masuk dan tukarkan KTP kita dengan kartu tanda masuk di loket depan, persis sebelah kanan setelah pintu masuk.
Kalau sudah dapat kartu tanda masuknya, kita akan melewati security lagi untuk kembali dicek tas dan barang bawaan kita. Setelah itu, baru deh kita masuk ke kantor dimana di situ berjajar 4 loket yang di bagi 2, yaitu A dan B. Untuk pengurusan visa ataupun visa waiver, akan dilayani oleh loket A. Jadi waktu kita ambil nomor antrian, ambilah di mesin A. 

Di sini berasa banget suasana Jepangnya (yaiyalaaaaah namanya juga kantor Kedubes Jepang -_-). Dan harus dingat banget, di sini nggak akan ada suara-suara manggil no antrian, seperti misalnya: "No antrian enam-puluh-empat silahkan menuju loket 1". Duh jangan harap ada yaaa. No antrian yang sudah tiba gilirannya hanya akan muncul di layar yang ada di atas loket sambil diiringi bunyi bel yang "tinung tinung". Nah lho kayak apaan tuh bel tinung-tinung -___-".
Jadi kita harus banget ingat no antrian kita berapa dan no antrian berapa yang sedang diproses di loket, supaya nggak terlewat. Karena kalau terlewat, walaupun itu cuma terlewat satu nomor, mereka nggak akan mau melayani. Mau nggak mau harus ambil no antrian lagi. Haiiyaaaahhhh....
Pengalaman aku kemarin, di sebelah aku duduk ibu muda yang cantik dan kece berat dandanannya. Dan ibu ini sibuk banget dengan handphonenya, dari mulai selfie, foto-foto ruangan, pokoknya sama sekali nggak lepas dari layar handphonenya. Ealaaah tau-tau dia berdiri dengan kaget dan terburu-buru lari ke loket 2. Ternyata nomor antriannya sudah terlewat 1 nomor. Setelah sedikit memaksa ke petugas, akhirnya ibu ini dengan lunglainya jalan ke mesin tiket untuk ambil nomor antrian baru. Duh kesian, sabar yaa bu. 

Oya, di dalam kantor Kedubes Jepang tidak diperkenankan nelpon di dalam ruangan, walupun kita ngomongnya bisik-bisik sekalipun, tetap akan disamperin petugas untuk dipersilahkan nelpon di luar. Daripada waktu kita lagi nelpon terus nomor antrian kita terlewat, mendingan nggak usah angkat telpon sama sekali deh ya. Kalau main handphone masih boleh asal silent.

Pengurusan visa waiver ini mudah banget. Nggak sampai 5 menit di loket (antrinya sih yang agak lama), lalu besoknya  e-passport kita sudah bisa diambil dan sudah dengan sticker visa waiver yang tertempel di dalamnya. Setelah itu kalau mau langsung ke Jepang pun sudah bisa. :D

Visa waiver ini berlaku selama 3 tahun atau sesuai masa berlaku passport kita. Kalau ternyata masa berlaku passport kita 2 tahun lagi, maka visa waiver ini pun masa berlakunya 2 tahun lagi. Dan dengan visa waiver ini kita boleh stay di Jepang maksimal selama 15 hari. 

Asik ya sekarang kita nggak perlu repot lagi urus visa kalau mau ke Jepang. Jadi buat yang kebetulan lagi mau bikin passport atau mau perpanjang passport, mending sekalian bikin e-passport supaya kalau ternyata ada kesempatan liburan ke Jepang, tinggal urus visa waiver aja deh. :D


Friday, September 23, 2016

Tiket Murah di Japan Travel Fair



Yang namanya travel fair itu selalu menarik buat didatengin.  Terutama buat yang emang udah punya rencana buat liburan. Karena travel fair itu seru dan tricky tricky gimanaa gitu ya kan? Dari nominal cashbacknya lah, cara biar dapet cashbacknya lah, dan mesti buru-burunya itu lho yang bikin merinding disko. >_<
Aku sendiri udah 2 kali dateng ke GATF. Padahal nggak ada rencana buat liburan sama sekali. Hadeeeeeh ngapain coba berani-beraninya uji nyali segala ke travel fair padahal budget buat liburanpun belum ada *lambaikantangankekamera*.

Alhamdulillah tahun ini tabungan buat liburan udah cukup buat jalan-jalan ke Jepang. Yang artinya perburuan akan tiket murahpun dimulai.
Berawal dari catet tanggal-tanggal setiap travel fair yang akan datang. Awalnya aku dan suami udah ngincer GATF bulan Oktober ini, sampai "maksa"  suami buat bikin BNI card yang dimana bank ini adalah bank rekanan di setiap GATF dan kalau nggak punya BNI card, siap-siap bye ke tiket  super murahnya Garuda. Dan Alhamdulillah lagi, BNI card ini berhasil didapetin. Jadi alat tempur tiket murah makin lengkap, makin pede doooonk kita buat dapet tiket full service airline dengan harga budget airlines.

Langkah kedua adalah dengan follow setiap account twitter travel agent yang langganan ikut travel fair dan rajin mantengin timeline mereka pastinya karena mereka rajin share info promo-promo yang lagi berlangsung. Dan dari sini jugalah aku dapet info kalau di Japan Travel Fair 10-12 September kemarin akan ada harga tiket PP ke Tokyo dengan harga Rp 4.217.325 sebelum cash back! Wow wow wow... Dan harga tersebut berlaku untuk ANA dan JAL. Makin semangat dooonk eike pemirsah. Ya gimana nggak, ANA dan JAL sama-sama direct flight Jakarta-Tokyo. Asik banget kan?

Dengan semangat membara, hari Minggu tgl 11 September yang lalu aku, suami, dan Naya pastinya meluncur ke Kokas di jam 8 pagi. Sampai di sana jam 8.45 dan antrian di booth BNI (bank sponsor Japan Travel Fair kali ini. Untung udah punya BNI cardnya yaaa) udah lumayan aja lho. Emang  nggak segila antrian GATF atau SQTF sih.
Di sini aku dan suami mulai bagi tugas. Suami yang ngantri kupon cash back di booth BNI dan aku cari-cari info harga tiket di tanggal yang kita mau ke booth para travel agent yang ternyata udah buka padahal itu baru jam 9 pagi.

Dan dari hasil aku mantengin di salah satu booth travel agent, didapatlah info kalau:
- Airlines yang ikut program cash back adalah ANA dan JAL (walaupun airlines peserta Japan Travel Fair kali ini ada Garuda, SQ, dan Cathay Pacific juga)
- 1 BNI card hanya boleh dapat 1 kupon cash backnya ANA atau 2 kupon cash backnya JAL (bisa dipilih sendiri)
- Nominal cash back BNI card selain BNI card JCB adalah Rp 350.000
- Harga promo hanya berlaku untuk tujuan Narita
- Harga tiket promo khusus BNI ANA sebelum cash back adalah Rp 4.2jt dan harga tiket promo khusus BNI JAL sebelum cash back adalah Rp 5,6jt
- 1 BNI card hanya dapat 1 tiket dengan harga promo BNI-nya ANA atau 2 tiket dengan harga promo BNI-nya JAL
- Setelah dapat kupon cash back, dibatasi waktu selama 30 menit untuk redeem cash backnya dengan bawa bukti transaksi yang udah dibayar di booth travel agent.

Jam 10.30 akhirnya suami udah pegang kupon cash backnya ANA. Kenapa kita pilih ANA? Karena setelah ditotal untuk bertiga, masih lebih murah dibanding harganya JAL. Walaupun beda harganya cuma sekitar Rp 50.000an sih. Hahahahaha... Ketauan deh pelitnya. >_<
Dan sekitar jam 11an, 3 tiket pesawat ANA tujuan Jakarta-Narita udah di tangan dengan total harga Rp 13.347.000. Rinciannya:

Rp 4.217.000 + (Rp 4.740.000x2) = Rp 13.697.000 dikurangi cash back Rp 350.000. 
Totalnya jadi Rp 13.347.000 bertiga dan dengan full service airline yang nggak pake transit. 

Yeaaay jadi deh liburan ke Jepang di bulan Februari 2017. Oiya, harga Rp 4.740.000 adalah harga tiket ANA tanpa kupon cash back. Jadi kalau dihitung-hitung, harga per tiket yang aku dapet di Japan travel fair ini adalah Rp 4.449.000/tiket. *biggrin* :D

Buat yang udah punya rencana liburan ke Jepang, aku rekomen banget buat dateng ke Japan travel fair. Karena harga tiket pesawat yang bisa kita dapet nggak kalah murah sama  travel fair airline-airline yang sampe perlu dateng pagi buta segala itu. Dan nggak perlu dateng pagi-pagi buta amat buat dapetin cash backnya. Jam 9 pagi sampe di venue-nya Japan travel fair ini udah pas banget kok.

Beberapa tips supaya sukses bawa pulang ticket dengan harga murah adalah:
  1.  Dateng berdua, bertiga, berempat, atau serombongan juga boleh asal jangan sendiri. Biar bisa bagi-bagi tugas. Ada yang antri kupon cash back, ada yang mantengin booth travel agent buat dapetin info-info berharga (duh udah kayak apaan ya).
  2. Catet nama lengkap sesuai passport, tempat tanggal lahir sesuai passport, dan no passport setiap calon peserta liburan ini di kertas selembar. Jadi begitu kita dapet tuh kupon cash back, buru-buru deh lari ke salah satu travel agent peserta Japan travel fair (travel agent apapun, nggak usah pindah-pindah buat dapet harga termurah karena biasanya harga tiap travel agent sama aja kok) lalu sebutin tanggal berangkat dan pulang yang kita mau dan serahin kertas tadi ke petugas travel agentnya.
  3. Catet tanggal liburan yang kita mau beserta tanggal alternatifnya. Kalau bisa buat beberapa alternatif kalau-kalau ternyata tanggal yang kita mau nggak available. Jadi nggak bingung-bingung lagi buat nentuin tanggal waktu udah di depat petugas travel agent. Secara waktu buat dapet cash backnya cuma 30 menit kakaaaaak.
Daaan beres deh perburuan tiket murah kita kali ini. Mudah-mudahan kita semua selalu dipertemukan  dengan tiket murah-tiket murah lainnya. Ganbatte! :D



Mengurus E Paspor



Setuju donk kalau yang namanya ngurusin passport itu udah paling malesin. Belum apa-apa udah kebayang antriannya yang ampun-ampunan, belum lagi kalau mesti bayar calo segala. Duh pokoknya kalau boleh milih mah tuh passport langsung jadi tanpa harus ngelewatin ini itunya segala kan (ya iyalah yaaaa).
Sebelumnya aku pernah tulis di "Pembuatan Online Passport" kalau bikin passport sekarang nggak ribet dan nggak se-nightmare itu. Karena kalau kita daftar secara online, maka jadwal kedatangan kita ke kanim udah ditentuin jadi nggak perlu antri dari pagi buta segala. Apalagi kalau ngurusnya di kanim Jakarta Selatang yang berlokasi di Warung Buncit. Karena kanim Jaksel ini udah amat sangat rapi sistemnya jadi nggak ada tuh antrian bejubel yang nggak karuan dan juga tempatnya bersih banget. Pokoknya nyaman deh.

Oleh karena itulah aku tenang-tenang aja waktu kita bertiga berencana mau bikin e-passport. Tenaaang tinggal daftar online terus dateng deh sesuai schedule yang tertera abis itu beres deh. Eh tapi kok setelah aku baca-baca blog orang, pembuatan e-passport sekarang nggak bisa daftar secara online, melainkan mesti dateng go show. Glek! Alamaaaakkk langsung kebayang tuh antrian yang mengular dan mesti dateng dari pagi-pagi buta kalau mau dapet no antrinya.
Tapi aku nggak mungkin banget kalau mesti ngantri dari jam 4 subuh. Secara aku dan suami kan bawa Naya. Kasian kalau Naya mesti ikut ke kanim jam 4 subuh. Akhirnya yaudah pasrah aja tuh kita  berangkat dari rumah jam 5.30 dengan harapan masih bisa dapet no antrian *pasangmukamelas*.

Begitu sampe di kanim Jaksel sekitar jam 6 pagi, aku lumayan agak deg-deg serrr liat antrian yang udah cukup lunayan ini. Tapi ternyata proses antrinya sangat teratur dan cepat. Nggak sampe 15 menit antri, aku udah bisa masuk ke dalam gedung kanim dan dapet no antrian 64, 65, dan 67 untuk aku, suami, dan Naya.

Antrian di kanim Jaksel jam 06.00
KIta dibriefing pak Wagino tentang cara pengisian formulir

Sambil mengisi form-form yang harus dlengkapi dengan tinta hitam, kita akan dibriefing oleh petugas Kanim Jaksel yanag kalau nggak salah namanya adalah pak Wagino (maaf ya pak kalau namanya salah :D). Pak Wagino ini menjelaskan tentang tata cara pengisian formulir dengan benar dan juga tentang prosedur pembuatan passport dan juga e-passport. Dari penjelasan pak Wagino yang amat sangat sabar dan ramah banget inilah kita dikasih tau kalau di kanim Jaksel ini ada yang namanya layanan delivery. Jadi kita nggak perlu datang lagi ke kanim untuk ambil passport yang sudah jadi. Betul-betul cuma 1 visit! Wuooooww....
Passport akan dikirim ke alamat rumah sesuai dengan yang kita tulis di formulir melalui jasa Pos Indonesia. Jadi tulislah alamat rumah kita dengan sebenar-benarnya dan sejelas-jelasnya. Oya, passport nggak boleh dikirim ke alamat kantor ya. Karena menurut pak Wagino, khawatir hilang atau beda orang yang terimanya.

Yeay paket yang ditunggu-tunggu datang :D


Packaging passport yang dikirim ke rumah. Rapiiii!

Pembayaran pembuatan passport ini sekarang bisa dilakukan via transfer ATM. Kalau nggak salah sebelumnya-sebelumnya pembayaran ini harus dilakukan di teller bank yang ditunjuk (terakhir aku bikin passport, pembayaran harus dilakukan di teller bank BNI). Karena udah bisa transfer via ATM, jadi lebih mudah dan ringkas. Nggak perlu antri lagi ke teller bank. Biaya pembuatan epassport adalah Rp 655.000.


Waktu itu aku bayar via ATM Mandiri. Begini langkah-langkah pembayaran via ATM Mandiri:
  • Pilih menu "Pembayaran"
  • Pilih "Lain-lain"
  • Pilih "Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)"
  • Masukan kode bayar MPN G2
  • Kalau kode benar, maka muncul deh nama kita di situ dan nominal yang harus dibayar
  • Klik "Ya"
  • Beres deh :D
Passport akan sampai di rumah kita 5 - 10 hari kerja setelah kita bayar. Waktu itu passport udah mendarat dengan cantiknya di rumahku 5 hari kerja setelah pembayaran. Yeay senangnyaaaa kelar juga urusan bikin e-passport ini.

Oya, di hari waktu kita bikin e-passport di kanim Jaksel, sistem mereka lagi ada gangguan jadi lembar pembayaran nggak bisa mereka print hari itu juga, dan akan mereka kirim via whatsapp di hari berikutnya. Jadi setelah pencocokan data, foto, dan pemgambilan sidik jari selesai, kita pulang tanpa bawa lembar apapun. Sempet khawatir juga sih, beneran bakal diwhatsapp nggak ya. Secara itu banyak bener pendaftarnya. Terus kalau ternyata nggak diwhatsapp gimana, soalnya kita nggak ada bukti apa-apa kalau kita sudah masukin dokumen untuk urus passport di sana. Secara nggak dikasih lembar keterangan apapun. Mana passport kita diambil juga kan untuk diganti dengan yang baru. 
Tapiiiii, salute untuk para petugas kanim Jakarta Selatan. Besoknya lembar pembayaran betul-betul mereka capture dan diwhatsapp ke no aku dan dan suami lho. Lengkap dengan jawaban sabar mereka karena aku banyak tanya mengenai cara bayar di ATM tuh gimana langkah-langkahnya. 
Waaawawaw... 4 thumbs up untuk kanim Jakarta Selatan! Seandainya semua instansi pemerintah kayak gini pelayanannya. Nggak bakal kapok deh kalau disuruh urus-urus lagi. :D

Dokumen yang harus dilengkapi untuk pengurusan e-passport:
  1. Passport lama difoto copy bagian yang ada foto kita
  2. Kartu Keluarga
  3. KTP
  4. Akta Kelahiran / ijazah terakhir / buku nikah
Masing-masing difoto copy di kertas A4 tanpa dipotong dan nggak boleh 2 dokumen difoto copy jadi satu di satu kertas. Semua dokumen tadi dibawa juga aslinya yaa karena akan dicek oleh petugas. 
Tambahan untuk pengurusan passport anak adalah surat pernyataan dari orang tua. Bisa diketik sendiri, tulis tangan yang rapi dan jelas, atau beli formnya di tempat foto copy di kantor imigrasi. Waktu itu aku download formnya di sini lalu isi dan diprint di kertas A4.

Buat yang tinggal di Jakarta dan lagi mau urus passport, tapi udah takut ribet duluan, aku rekomen banget urus di kanim Jakarta Selatan. Karena sistemnya rapi, tempatnya bersih, nyaman, ada kids playground, ruang menyusui, petugasnya juga ramah-ramah. Silahkan dicobaaa... :D

Sunday, February 28, 2016

Hongkong Trip (Update 2)

Kalau kalian ada rencana pergi ke Hongkong, mending hindari tanggal-tanggal sekitar akhir April ke atas. Karena.....hujaaaaannn. Mngkin kalau sudah di akhir tahun, saat masuk musim winter mah udah enak yaa. Sejuk dan bisa gegayaan dengan long coat pleus boot shoes. Hehehe... Tapi karena kemarin aku dan suami pas-pasin tanggal Naya ulang tahun, jadilah kita berangkat di akhir April. Awalnya nggak ngira kalau di Hongkong tanggal segitu bakalan hujan seharian, karena setelah cari-cari info sana sini, musim hujan di Hongkong itu sekitar bulan Juni-Agustus, bahkan suka ada badai typhoon segala. Aduh seremnya kaaan. Jadilah kita tenang-tenang aja tuh mau ke Hongkong di bulan April.
Tapi terrrnyataaaa.... hastaga, nggak banget deh. Nggak nyaman sekali karena hujannya itu lho, sepanjang hari paling cuma berhenti setengah jam, udah gitu byur lagi... Banyak rencana aku dan suami yang gagal deeh.. Hiks...

Dan, menurut aku, Hongkong itu kurang stroller friendly. Nggak senyaman Singapore buat emak-emak macem aku yang kemana-mana mesti bawa stroller biar anak nggak kecapean kaaan.
Untuk bisa ke stasiun MRT, si Papap sampe harus gotong-gotong stroller naik tangga! Haduuuh... Jadi jarang banget kita nemuin lift yang dekat pintu di stasiun MRTnya Hongkong. Ada memang sih liftnya, tapi nggak di setiap pintu exit lho ya. Kudu and mesti cari-cari deh dimana itu lift berada, dan apa deket sama pintu keluar kita?
Dan sekali lagi, ditambah hujan. Ampun banget deh, nggak lagi-lagi kayaknya ke Hongkong waktu musim hujan.

Waktu di Hongkong, kita bertiga sempet naik tram ke The Peak yang katanya pemandangan di sana itu kece berat. Dan ternyata..................Nggak keliatan apa-apa! Hahaha... Karena lagi musim hujan itu, jadi di The Peak kabutnya tebal banget. Yang keliatan cuma putih doank. -_- "
Akhirnya di The Peak kita cuma mampir ke Madame Tussaud aja deh. Di Madame Tussaud lumayan ngobatin kekecewaan aku dan suami yang dikasih pemandangan all white sama The Peak. Hehehe...

Pulang dari The Peak (lagi-lagi) hujan. Dan dari stasiun Trem ke stasiun MRT terdekat (maapin ya aku lupa nama stasiunnya), itu mesti jalan lumayan agak jauh. Jadi kita sempeat neduh dulu deh di bawah pohon. Sedihnya, jas hujan Naya yang kita beli di Disneyland robek karena kita pake jadi rain coatnya stroller dan lalu kelilit roda stroller. Huhuhu... Mudah-mudahan bisa beli lagi di Disneyland Tokyo, Paris atau California mungkin. Hahaha... Aamiin yang kenceng!

Menurut cerita para blogger, kalau ke Hongkong mesti mampir ke Avenue of Stars dan lalu malamnya nonton Symphony of Lights. So, dengan hati berbahagia, berangkatlah kita ke sana. Dan begitu sampe Avenue of Stars, kita disambut sama hujan (lagi!). Dan itu hujannya bukan yang rintik-rintik doank. Selama kita di Hongkong, hujannya dasyat teruuus. Huhu...
Sambil nunggu hujan yang nggak kunjung reda ini, mampirlah kita di Starbucks Avenue of Stars. Ngopi sambil harap-harap cemas karena view kita saat itu (lagi-lagi) kabut. Waduh, bisa keliatan nggak tuh Symphony of Lights nya kalau berkabut beginiiih? Masa selama di Hongkong kita nontonnya kabut teruus? T_T

Akhirnya di sekitar jam 6 sore, kabut mulai kurang dan pertunjukan Symphony of Lightsnya lumayan keliatan. Tapi kok gitu doank yah? Apa karena cuaca nggak cerah jadi kurang menarik yah? Apa kalau lagi cerah lebih bagus kali yah diliatnya? Karena yang aku liat waktu itu cuma lampu-lampu gedung-gedung yang kelap-kelip gantian sesuai irama musik. Kalo kata aku, kata aku lho ya ini, masih lebih menarik Wonder Full nya Marina Bay deh.

Karena kita udah di Hongkong, sayang donk yaa kalau kita nggak mampir ke Disneyland? Jadi itinerary hari kedua kita adalah main dan happy-happy di Disneyland. Udah happy tuh karena cuaca ok, nggak hujan, walaupun mendung. Dan lalu baru juga masuk, foto-foto sedikit, tau-tau aja hujan. Hujannya pun nggak tanggung-tanggung, besaaar sampe-sampe passport Naya basah dan rusak, jadi mesti bikin baru lagi. Untungnya pas pulang, nggak ada masalah apa-apa di imigrasi karena kita mau pulang ke tanah air. Kalau mau keluar negeri, pasti nggak akan bisa dengan passport basah di bagian foto begitu. Hiks...

Di Disneyland, hujan cuma berhenti 20 menit, terus nggak berhenti lagi sampe jam 9 malem. What the banget kaaan. Dan karena hujan yang nggak berhenti ini, parade Flights of Fantasy dicancel dan diganti dengan Rainy Day Express. Huhu sedih banget. Padahal pingin banget nonton Flights of Fantasy. Karena Rainy Day Express ini paradenya sebentar banget dan biasa banget. Jadi para tokoh Disney joget-joget di atas kereta, and that's it. :'(

Waktu hujan gitu aja kita seneng banget tuh ada di Disneyland. Karena setiap show dan wahana di sana sangat worth every penny banget. Walaupun antrian setiap shownya itu panjang, tapi tetep aja lho begitu keluar kita happy. Karena emang keren banget. Dan, setiap sudut di Disneyland ini lucu, jadi pingin foto-foto terus. Hihi... Sampe Baby Room mereka juga kece banget. Pokoknya aku mesti ngunjungin setiap Disneyland yang ada di dunia. AAMIIN yang kenceeeeng! Hahahaha....

Oya, tempat yang nggak boleh diskip kalau kita ke Hongkong adalah Ladies Market. Tempat ini pas banget untuk beli oleh-oleh kayak gantungan kunci, dompet, t-shirt dengan tulisan I love HKG, tempelan kulkas, dan sejenisnya. Karena di sepanjang jalan ini berderetlah penjual-penjual dengan barang jualanan yang rata-rata hampir sama. Dan rata-rata penjual ini fasih berbahasa Indonesia. Lha wong mereka emang orang Indonesia kok. Hihi... Jadi berasa lagi belanja di Mangga Dua deh nih. :D

Tempat lain di Hongkong yang berasa banget suasana Indonesianya adalah di Victoria Park. Tempat ini memang jadi tempatnya mbak-mbak TKW yang kerja di Hongkong menghabiskan waktu libur mereka. Di sini betul-betul Indonesia banget. Karena sepanjang kita jalan di Victoria Park, yang kedengeran adalah bahasa Indonesia. Waaaww...
Dan mbak-mbak ini bukan cuma duduk-duduk ngobrol saja lho. Ada beberapa dari mereka yang latihan pencak silat, latihan Jaipong, dan ada juga yang latihan modern dance.
Waktu di Victoria Park ini, hujan turun cuma sebentar aja jadi masih bisa keliling-keliling taman luas yang dikelilingin gedung-gedung bertingkat ini deh. Alhamdulillah yaaaahh...

Jadi, aku sangat nggak rekomen ke Hongkong di bulan April ya pemirsah, karena hujannya nggak nahan. >___<


Hongkong Trip (Update)

Ok, maapin ya pemirsa kalau jarak update liburan ke Hongkong kok ya bisa sampe setahun gini lhooo... Haduuuh maaaaap, karena belakangan ini aku lagi nggak sempet buat tulis menulis lagi dikarenakan kemalasan semata dan mood nulis yang lagi entah kemana aja perginya... 
Tapi nggak apa2 lah ya, setahun nggak basi-basi amat laaah... Inipun aku sambil inget-inget lagi nama-nama tempat yang aku kunjungin waktu di Hongkong. Huehehe...

Jadi, di postingan terakhir kan aku bilang kalau aku bakal naik AA depart dari Soetta, dan pulangnya naik Tiger Air dikarenakan itu yang paling ekonomis. Tapiiii, pada kenyataannya kita bertiga berangkat tetap naik AA dan pulangnya naik SQ. Hueee??? Ngarep (dot) com. Nggak deeeeng, pulangnya naik Jetstar.  Huehehe...

Lah kenapa kok jadinya naik Jetstar? Katanya di atas budget harganya? Ternyata, buah hasil rajinnya suami mantengin web setiap airline, akhirnya dapetlah harga promo Jetstar Hkg-Ckg yang transit di Singapore. 
Waktu itu harga tiket Jetsar Hkg-Ckg bertiga yang kita dapat adalah 2698.17 HKD atau sekitar Rp 4jutaan. Ini paling murah dibanding AA ataupun Tiger Air. Dan asiknya, waktu booking nggak perlu masukin nomor passport (karena waktu booking, aku belum urus passport yang baru) dan dia bukan di Terminal 3 Soetta yang notabennya terminal low cost airline, tapi di terminal 2. Jadiiii nggak usah pusing cari taxi buat pulang nanti  dari Soetta ke rumah. Di terminal 3 itu entah kenapa taxi kok ya susah banget yaa? 

Cabinnya Jetstar ini juga cukup nyaman kok. Seinget aku, kursinya lebih empuk dan lebih luas dibanding AA. Apa karena ini pesawat preloved kakaknya ya (Qantas)? Taaaas kali ah preloved.. Hahahaha..
Tapi emang iya lho, rasanya lebih nyaman dibanding AA. Dan ruang untuk kaki luasnya kayak hot seatnya AA.

Untuk flight pulang kita nggak pesan hot seat, karena ternyata hot seat Jetsar itu ada di dekat pintu emergency exit, jadi nggak boleh untuk penumpang yang bawa anak-anak. Kalau AA kan hot seatnya dibagi beberapa bagian yaa. Ada yang paling depan, ada juga yang di dekat emergency exit. Jadi kita yang bawa anak kecil tetap bisa pesan hot seat yang paling depan.

Ngapain ih pesen hot seat segala? Sayang tau.. Pertimbangan aku dan suami kenapa sampai kita rela bayar lebih mahal untuk hot seat adalah karena kita bawa Naya. Rasanya nggak tega deh kalau penerbangan kurang lebih 4 jam, dan nanti Naya nggak leluasa buat tidur atau main-main karena sempit, pemirsaah. Akhirnya yaaa oke lah, kita pesan hot seat untuk flight KL-HKG.

Flight berangkat menuju KL yang menggunakan AA, kita pilih jam keberangkatan di 18.30 jadi sampai KL sekitar jam 21.30 waktu KL. Dan aku takjub sama majunya Malaysia. Budget airportnya kereeeen. Beda banget deh sama waktu jamannya LCCT. Aduh kalau LCCT itu nggak banget deh. Nggak nyaman pake banget. Tapi sejak mereka meng-upgrade diri jadi KLIA2, buat yang naik AA ke KL atau transit di KL nggak perlu takut lagi, karena KLIA2 ok punya broh n sist. 

Kalau kebetulan transit lama di KLIA2 dan pas ada budget lebih, coba deh bermalamnya di Tune Hotel KLIA2. Cukup nyaman dan enaknya hotel ini tuh ada di dalam wilayah bandara, jadi nggak perlu naik kendaraan menuju pusat kota KL segala. Karena kan jarak KLIA ke pusat kotanya KL itu lumayan jauh.

Waktu itu aku, suami, dan Naya transit sekitar 7jam-an di KLIA2. Sampai di KL jam 21.30 dan flight ke HKG jam 06.30 pagi. Sebetulnya bisa aja kita nginep ala backpacker di bandara. Karena kabarnya di KLIA2 ini banyak spot enak untuk bermalam, dan banyak backpacker yang bermalam di sini. Tapi lagi-lagi kita nggak sampai hati ngebayangin Naya mesti tidur di bandara semaleman. Yaaa maklum ya namanya juga orang tua kan yaa. Hehehe... Dan kebetulan, alhamdulillahnya kita lagi ada budget untuk nginep di Tune Hotel KLIA2, jadilah kita booked hotel ini untuk semalam.

Harga per-malam sudah include tax saat kita booked adalah 170MYR atau sekitar Rp 500.000an. Sangat worth it sekalilah. 
Dari arrival gate, kita cukup jalan kaki kurang lebih 10 menit untuk sampai ke hotel. Jadi nanti kita bakal lewat tunnel khusus menuju hotel. Pokoknya tau-tau nanti sudah sampai di depan hotel aja deh. Hehe...

Kamar hotel Tune KLIA2 ini kabarnya yang paling luas dibanding dengan Tune hotel yang lain. Tapi karena aku belum pernah nginep di Tune Hotel lain, jadi kurang paham juga sih. Tapi lumayan luas kok emang. Nggak sempit, masih bisa leluasa gerak kok.
Tapiii, begitu buka kamar aku sempet shock. Lah kok pake fan ya? Emang nggak ada AC? Udah sempet kesel juga, masa udah bayar segitu kamarnya pake fan? Dan kok nggak ada info ya kalau kamarnya nggak pake AC?  Piye toooh.... Untungnya sebelum aku yang udah ngantuk dan capek ini protes ke receptionist, suami nemuin tombol AC. Ternyata ada AC nya kok Sandraaaa. Alhamdulillah yaaah nggak jadi ngomel. Huehehe.. :P
So far, Tune Hotel KLIA2 ini sangat recommended buat yang akan transit lama di bandara KLIA2, tapi nggak mau tidur ala backpacker di bandara. :)

Oiya, kalau kamu transit di KLIA2, fyi, bandara ini luas bangeet... Jadi kalau mau boarding jangan mepet yaah. Bisa-bisa ditinggal pesawat nanti. 

See you in my next post. :)